Cite This        Tampung        Export Record
Judul Health belief model (HBM) pada masyarakat berisiko terdampak penyakit tuberkulosis paru di Surabaya : tahun ke 2 dari rencana 2 tahun / Prof. Dr. Fendy Suhariadi MT, Psi, Wiwin Hendriani S.Psi, M.Si
Pengarang Fendy Suhariadi
Wiwin Hendriani
Penerbitan Surabaya : Lembaga Penelitian dan Inovasi Universitas Airlangga, 2016
Deskripsi Fisik iv,54 hlm. :ilus. ;29 cm.
Subjek TUBERKULOSIS
Abstrak Prevalensi kasus Tuberkulosis (TB) Paru di Indonesia secara umum menurun, diikuti dengan meningkatnya angka case detection rate (CDR) dan case notification rate (CNR) yang meningkat tajam, bahkan telah melampaui standar minimal yang ditetapkan oleh WHO. Meskipun begitu, diakui oleh Kementerian Kesehatan RI bahwa angka penderita BTA positif yang belum mendapatkan perawatan kesehatan yang lavak masih tergolong tinggi, yaitu diperkirakan sekitar 17.6% dari jumlah total penderita BTA positif. Indonesia juga masih menduduki peringkat keempat sebagai negara dengan beban TB Paru terberat di dunia pada tahun 2013. Case finding merupakan hal yang sangat krusial dalam memberantas penyakit TB Paru Apabila case finding sepenuhnya bergantung pada kesadaran pasien, tentunya program pemberantasan dan penghentian penularan penyakit TB Paru menjadi menurun efektivitasnya. Problem lain yang juga terkait erat dengan case-finding adalah patient's delay, yang merupakan waktu jeda antara pertama kali munculnya sindrom dengan kunjungan pertama pasien ke fasilitas kesehatan. Semakin panjang patient's delay, maka TB Paru akan lebih mudah untuk ditularkan ke orang sehat lainnya dan pengobatan TB Paru pada pasien akan semakin sulit untuk dilakukan. Patient's delay dipengaruhi oleh banyak faktor, baik faktor yang melekat pada diri pasien, pada tenaga kesehatan dan fasilitas kesehatan, maupun faktor-faktor sosiokultural dan demografis yang turut serta berperan dalam patient's delay. Pemahaman yang komperhensif health-belief model yang dimiliki oleh masyarakat yang berisiko terdampak penyakit TB Paru akan menunjang desain intervensi sosial atau kebijakan kesehatan yang berkonteks, sehingga harapannya dapat menurunkan patient's delay serta menurunkan jumlah penderita TB Paru di Indonesia. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain penelitian survei, dimana partisipan penelitian akan diminta untuk mengisi kuesioner yang mengeksplorasi beberapa variable yang mencerminkan health-belief model\ yaitu perceived susceptibility, perceived severity, perceived benefits, perceived barriers, cues to action dan efikasi diri. Partisipan penelitian ini adalah 500 responden yang berdomisili di Kecamatan Semampir, Asemrowo, Bubutan, Pabean Cantian dan Simokerto, yang merupakan wilayah kecamatan yang paling berisiko terdampak TB Paru dibandingkan kecamatan lainnya.
[Lokal Konten-Surabaya (37)]
Catatan Tahun ke 2 dari rencana 2 tahun. Tahun 2016
Bibliografi Hlm 37-42
Bentuk Karya Tidak ada kode yang sesuai
Target Pembaca Tidak ada kode yang sesuai

 
No Barcode No. Panggil Akses Lokasi Ketersediaan
00000240089 CB[G]-D13/2016-50[37] Baca di tempat DISPERPUSIP JATIM - Ruang Deposit Tersedia
Tag Ind1 Ind2 Isi
001 INLIS000000000017887
005 20170505102141
008 170505################|##########|#|##
035 # # $a 0010-0517000079
040 # # $a JIPDSUR
041 # # $a Ind
043 # # $a a-io-ji
082 # # $a 616.995 095 982 807 2
084 # # $a CB[G]-D13/2016-50[37]
090 # # $a CB[G]-D13/2015-180 [37]
100 0 # $a Fendy Suhariadi
245 1 # $a Health belief model (HBM) pada masyarakat berisiko terdampak penyakit tuberkulosis paru di Surabaya : $b tahun ke 2 dari rencana 2 tahun /$c Prof. Dr. Fendy Suhariadi MT, Psi, Wiwin Hendriani S.Psi, M.Si
260 # # $a Surabaya :$b Lembaga Penelitian dan Inovasi Universitas Airlangga,$c 2016
300 # # $a iv,54 hlm. : $b ilus. ; $c 29 cm.
500 # # $a Tahun ke 2 dari rencana 2 tahun. Tahun 2016
504 # # $a Bibliografi Hlm 37-42
520 # # $a Prevalensi kasus Tuberkulosis (TB) Paru di Indonesia secara umum menurun, diikuti dengan meningkatnya angka case detection rate (CDR) dan case notification rate (CNR) yang meningkat tajam, bahkan telah melampaui standar minimal yang ditetapkan oleh WHO. Meskipun begitu, diakui oleh Kementerian Kesehatan RI bahwa angka penderita BTA positif yang belum mendapatkan perawatan kesehatan yang lavak masih tergolong tinggi, yaitu diperkirakan sekitar 17.6% dari jumlah total penderita BTA positif. Indonesia juga masih menduduki peringkat keempat sebagai negara dengan beban TB Paru terberat di dunia pada tahun 2013. Case finding merupakan hal yang sangat krusial dalam memberantas penyakit TB Paru Apabila case finding sepenuhnya bergantung pada kesadaran pasien, tentunya program pemberantasan dan penghentian penularan penyakit TB Paru menjadi menurun efektivitasnya. Problem lain yang juga terkait erat dengan case-finding adalah patient's delay, yang merupakan waktu jeda antara pertama kali munculnya sindrom dengan kunjungan pertama pasien ke fasilitas kesehatan. Semakin panjang patient's delay, maka TB Paru akan lebih mudah untuk ditularkan ke orang sehat lainnya dan pengobatan TB Paru pada pasien akan semakin sulit untuk dilakukan. Patient's delay dipengaruhi oleh banyak faktor, baik faktor yang melekat pada diri pasien, pada tenaga kesehatan dan fasilitas kesehatan, maupun faktor-faktor sosiokultural dan demografis yang turut serta berperan dalam patient's delay. Pemahaman yang komperhensif health-belief model yang dimiliki oleh masyarakat yang berisiko terdampak penyakit TB Paru akan menunjang desain intervensi sosial atau kebijakan kesehatan yang berkonteks, sehingga harapannya dapat menurunkan patient's delay serta menurunkan jumlah penderita TB Paru di Indonesia. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain penelitian survei, dimana partisipan penelitian akan diminta untuk mengisi kuesioner yang mengeksplorasi beberapa variable yang mencerminkan health-belief model\ yaitu perceived susceptibility, perceived severity, perceived benefits, perceived barriers, cues to action dan efikasi diri. Partisipan penelitian ini adalah 500 responden yang berdomisili di Kecamatan Semampir, Asemrowo, Bubutan, Pabean Cantian dan Simokerto, yang merupakan wilayah kecamatan yang paling berisiko terdampak TB Paru dibandingkan kecamatan lainnya.
520 # # $a [Lokal Konten-Surabaya (37)]
521 3 # $a Mahasiswa dan Peneliti
650 # # $a TUBERKULOSIS
700 0 # $a Wiwin Hendriani
850 # # $a JIPDSUR
852 # # $a JIPDSUR
990 # # $a DPK4034
999 # # $a CB[G]-D13/2016-50[37]
Content Unduh katalog
 
Karya Terkait :
Deteksi dini infeksi Mycobacterium tuberculosis pada anak dengan kontak tuberkulosis menggunakan IL-18 dibandingkan metode konvensional(dengan standar ekspresi 165rRNA MTB sebagai petanda viabilitas MTB)/ Anang Endaryanto...[dkk] Mekanisme Resistensi Isoniazid pad Mycobacterium tuberculosis: Analisis mutasi Gen katG dan Kaitannya dengan sifat Biokimia Enzim Katalase-Peroksidase muatan Rekombina/ Purkan, S.Si., M.Si, Dr. Wiwin Retnowati, M.Kes, Dessy Natalia, Ph.D Polimorfisme Gen NRAMP1 terhadap kerentanan tuberkulosis paru pada suku Jawa di Surabaya / Dr. Rahayu, SKM., M.Si., Dr. Elyana Suhartono Asnar, dr., MS, Mochamad Amin, S.Si. Metode akurat, cepat dan sederhana deteksi Mycobacterium tubercdulosis dengan metode Loo-me4diated Isothermal Amlification (LAMP) target rwegio gen gyr B sebagai dasar pengembangan KIT diagnostik tuberkulosis/ Ni Made Mertaniasih,Nurul Wiqoyah,Kuntaman Respon imun seluler penderita tuberkulosis paru setelah suplementasi seng, lisin, dan vitamin A / Rita Ismawati, S.Pd., M.Kes. Show More