Cite This        Tampung        Export Record
Judul Prejengane kutho Suroboyo./ Forum Lingkar Pena Surabaya; Nur Hayati [at al.]; editor, Dukut Imam Utomo [at al.]
Pengarang Forum Lingkar Pena Surabaya
Dukut Imam Widodo
Nur Hayati
EDISI Cetakan pertama, Desember 2015
Penerbitan Gresik : Smelting, 2015.
Deskripsi Fisik 300 hlm. :ilus ;26 cm.
ISBN 978-602-71627-1-8
Subjek -
Surabaya-- Sejarah
Surabaya-- Kehidupan sosial dan adat-istiadat
Surabaya-- Kebudayaan
Abstrak [Lokal Konten-Surabaya (37)]
Jangan kaget Sampeyan, jika sedang berada di Surabaya, tiba-tiba mendapati fenomena logat bahasa Suroboyoan rasa Kediri, Malang, Madura, Riau, Jakarta, Medan, bahkan hingga yang rasa mancanegara seperti Arab, Tionghwa dan lain sebagainya. (Yang tidak disebut ojok ngamuk, yo, Rek). Fakta itu menunjukan bahwa daerah-daerah luar Surabaya juga berkontribusi terhadap peradaban di kota yang jalanannya semakin macet dan panas ini. Sementara itu, jika kita bicara soal bangunan di tiap-tiap daerah, kita akan menjumpai realitas yang teramat kasat mata. Pemandangan bangunan yang kontras. Ya, hal tersebut akan sangat kentara di setiap daerah. Walau masih daiam satu kota, bangunan-bangunan simbol sarat gengsi tentu akan mudah didapati di kawasan Mayjend Sungkono, Embong Malang, Dipenegoro, Raya Darmo, Kembang Jepun, Rajawali, dan sekitarnya. Sementara di daerah-daerah seperti Tenggilis, Benowo, Jambangan, Lontar, bangunan- bangunan bersahaja masih banyak ditemukan. Ya, meski bukan jaminan kelak bangunan-bangunan sederhana itu akan bertahan. Yang perlu ditekankan di sini adalah Surabaya bukan hanya kota yang sesak dengan bangunan beton angkuh, tinggi, kokoh, sarat gengsi, dan ambisi yang tiap harinya selalu tumbuh dan menggusur di antara tangis pohon dan burung yang dulu periang. Surabaya adalah Surabaya. Kota yang barangkali kini fisiknya sulit untuk mencerminkan hakikat Surabaya, tetapi ruh dan moral sebagian manusianya masih menjaga dan enggan mencederai hakikat Surabaya. Sunan Ampel, Sawunggaling, Bung Tomo, Bung Karno, Tjokroaminoto, Gubernur Suryo, dan banyak tokoh lain telah tercatat kontribusinya oleh sejarah dunia yang masih kental kaitannya dengan Surabaya, Indonesia. Namun perlu diingat, kepahlawanan dan ruh Surabaya bukan hanya Bung Tomo dan nama- nama yang sudah disebutkan tadi, karena Surabaya juga tentang kepahlawanan rakyatnya, tukang becaknya, pemuda-pemudinya, arek-arek-nya, dan segala lapisan masyarakat Surabaya yang berkenan menempatkan diri sebagai pembela kebenaran. Pembela tanah air. Surabaya tak hanya berisi para pahlawan yang harum namanya. Surabaya juga merupakan tempat bersemayam kearifan-kearifan lokal. Kita bisa melihat berbagai tradisi seperti manakiban, manten pegon, dan selapanan. Dalam hal kuliner, Surabaya memiliki rujak cingur, semanggi, lontong balap, dan lainnya. Unsur-unsur pembentuk kearifan lokal itulah ruh penting terciptanya hakikat, nuansa, kharisma, dan rasa yang membedakan Surabaya dan lainnya. Di atas semua itu, Surabaya merupakan bagian dari Indonesia dan Dunia. Maka besar harapan kami, kelak ketika orang melihat, mengamati dan membaca Prejengane Kutho Suroboyo, ia tengah melihat w
ijah sebagian dunia ini. Di sini tempatnya. Di kota kami. Surabaya.
Catatan Bibliografi: halaman 290

 
No Barcode No. Panggil Akses Lokasi Ketersediaan
00000225416 CB-D13/2015-270[37] Baca di tempat DISPERPUSIP JATIM - Ruang Deposit Tersedia
00000318409 959.828 61 FOR p Baca di tempat DISPERPUSIP JATIM - Ruang Koleksi Budaya Etnis Nusantara Tersedia
Tag Ind1 Ind2 Isi
001 INLIS000000000013565
005 20240826021242
020 # # $a 978-602-71627-1-8
035 # # $a 0010-061600000000016
040 # # $a JIPDSUR
041 # # $a ind
043 # # $a a-io-ji
082 0 4 $a 959.828 61$2 [23]
084 # # $a 959.828 61 FOR p
090 # # $a CB-D13/2015-270[37]
110 1 # $a Forum Lingkar Pena Surabaya
245 # # $a Prejengane kutho Suroboyo./ Forum Lingkar Pena Surabaya; Nur Hayati [at al.]; editor, Dukut Imam Utomo [at al.]
250 # # $a Cetakan pertama, Desember 2015
260 # # $a Gresik :$b Smelting,$c 2015.
300 # # $a 300 hlm. : $b ilus ; $c 26 cm.
504 # # $a Bibliografi: halaman 290
520 # # $a ijah sebagian dunia ini. Di sini tempatnya. Di kota kami. Surabaya.
520 # # $a Jangan kaget Sampeyan, jika sedang berada di Surabaya, tiba-tiba mendapati fenomena logat bahasa Suroboyoan rasa Kediri, Malang, Madura, Riau, Jakarta, Medan, bahkan hingga yang rasa mancanegara seperti Arab, Tionghwa dan lain sebagainya. (Yang tidak disebut ojok ngamuk, yo, Rek). Fakta itu menunjukan bahwa daerah-daerah luar Surabaya juga berkontribusi terhadap peradaban di kota yang jalanannya semakin macet dan panas ini. Sementara itu, jika kita bicara soal bangunan di tiap-tiap daerah, kita akan menjumpai realitas yang teramat kasat mata. Pemandangan bangunan yang kontras. Ya, hal tersebut akan sangat kentara di setiap daerah. Walau masih daiam satu kota, bangunan-bangunan simbol sarat gengsi tentu akan mudah didapati di kawasan Mayjend Sungkono, Embong Malang, Dipenegoro, Raya Darmo, Kembang Jepun, Rajawali, dan sekitarnya. Sementara di daerah-daerah seperti Tenggilis, Benowo, Jambangan, Lontar, bangunan- bangunan bersahaja masih banyak ditemukan. Ya, meski bukan jaminan kelak bangunan-bangunan sederhana itu akan bertahan. Yang perlu ditekankan di sini adalah Surabaya bukan hanya kota yang sesak dengan bangunan beton angkuh, tinggi, kokoh, sarat gengsi, dan ambisi yang tiap harinya selalu tumbuh dan menggusur di antara tangis pohon dan burung yang dulu periang. Surabaya adalah Surabaya. Kota yang barangkali kini fisiknya sulit untuk mencerminkan hakikat Surabaya, tetapi ruh dan moral sebagian manusianya masih menjaga dan enggan mencederai hakikat Surabaya. Sunan Ampel, Sawunggaling, Bung Tomo, Bung Karno, Tjokroaminoto, Gubernur Suryo, dan banyak tokoh lain telah tercatat kontribusinya oleh sejarah dunia yang masih kental kaitannya dengan Surabaya, Indonesia. Namun perlu diingat, kepahlawanan dan ruh Surabaya bukan hanya Bung Tomo dan nama- nama yang sudah disebutkan tadi, karena Surabaya juga tentang kepahlawanan rakyatnya, tukang becaknya, pemuda-pemudinya, arek-arek-nya, dan segala lapisan masyarakat Surabaya yang berkenan menempatkan diri sebagai pembela kebenaran. Pembela tanah air. Surabaya tak hanya berisi para pahlawan yang harum namanya. Surabaya juga merupakan tempat bersemayam kearifan-kearifan lokal. Kita bisa melihat berbagai tradisi seperti manakiban, manten pegon, dan selapanan. Dalam hal kuliner, Surabaya memiliki rujak cingur, semanggi, lontong balap, dan lainnya. Unsur-unsur pembentuk kearifan lokal itulah ruh penting terciptanya hakikat, nuansa, kharisma, dan rasa yang membedakan Surabaya dan lainnya. Di atas semua itu, Surabaya merupakan bagian dari Indonesia dan Dunia. Maka besar harapan kami, kelak ketika orang melihat, mengamati dan membaca Prejengane Kutho Suroboyo, ia tengah melihat w
520 # # $a [Lokal Konten-Surabaya (37)]
650 # 4 $a -
651 # 4 $a Surabaya--$x Kebudayaan
651 # 4 $a Surabaya--$x Kehidupan sosial dan adat-istiadat
651 # 4 $a Surabaya--$x Sejarah
700 0 # $a Dukut Imam Widodo
700 # # $a Nur Hayati
850 # # $a JIPDSUR
852 # # $a JIPDSUR
990 # # $a CB-D13/2015-270/23.452-2016
999 # # $a CB-D13/2015-270/23.452-2016
Content Unduh katalog