Cite This        Tampung        Export Record
Judul Pengembangan bahan baku obat anti TB (oat) dari metabolit hasil fermentasi streptomyces spp. isolat tanah Indonesia : laporan akhir penelitian unggulan perguruan tinggi tahun anggaran 2015 / Dr. Isnaeni, Apt.MS, Drs. Achmad Toto Poernomo, Apt. MSi, Prof. Dr. Ni Made Mertaniasih, dr,MS, SpMK(K)
Pengarang Isnaeni
Achmad Toto Poernomo
Penerbitan Surabaya : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Airlangga, 2015
Deskripsi Fisik vii,32 lbr.:ilus. ;30 cm.
Subjek STREPTOMYCES (BAKTERI) PENELITIAN
OBAT ORGANIS PENELITIAN
Abstrak Masalah terkait pengembangan obat anti infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis masih menjadi prioritas di Indonesia, karena Indonesia termasuk salah satu dari tiga Negara di Asia dengan prevalensi penderita TB yang sangat tinggi. Setiap tahun di Indonesia diperkirakan 8,7 juta kasus baru TB dan 1,7 juta yang meninggal akibat TB (Simon & Iwayoo, 2005). Kegagalan pengobatan infeksi TB dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain resistensi baik karena gejala alami yang dialami oleh M. tuberculosis, penggunaan dan cara penggunaan obat yang tidak rasional atau akibat ketidakpatuhan dan kekurangpahaman pasien serta penyalagunaan antibiotik baik di bidang pertanian maupun peternakan. Sementara, masalah lain yang juga berkontribusi terhadap solusi penyakit TB adalah ketersediaan bahan baku obat antibiotik yang sampai sekarang lebih dari 96% masih impor, sehinggaketergantungan bangsa Indonesia terhadap asupan bahan baku, terutama obat anti TB (OAT) harus dicari solusinya. Berkembangnya galur M. tuberculosisyang tergolong Multi Drug Resistant menyebabkan OAT lini pertama menjadi tidak layak lagi, sehingga terobosan untuk menemukan penggantinya menjadi prioritas utama.Pemenuhan kebutuhan bahan baku antibiotik baru terutama sebagai anti TB baik dari isolat alam, semi-sintesis atau sintesis total untuk menggantikan OAT lini pertama yang sudah resisten atau toksisitanya tinggi sangat tidak seimbang dengan frekuensi kebutuhannya. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam kaitan untuk mengeksplor OAT yang potensinya diharapkan dapat mengalahkan OAT lini pertama juga masih belum memadai. Di sisi lain, Indonesia kaya akan sumber alam yang mengandung berbagai senyawa aktif sebagai anti mikroba, baik yang berasal dari tanah perkebunan, pertanian, pemukiman, area vulkanik, perairan (sungai, danau dan laut), kompos, dan bahkan sampah. Penelitian ini dirancang untuk memanfaatkan Streptomyces spp., mikroba yang sangat produktif menghasilkan berbagaimetabolit aktif termasuk antibiotik.Streptomisin adalah anti OAT pertama yang ditemukan Waksman di tahun 1943, diisolasi dari Streptomyces griseus ATCC 10137, ternyata sekarang sudah tidak menjadi satu-satunya pilihan utama, waiaupun masih termasuk golongan OAT lini pertama. Alasan yang sudah diterima secara klinis disebabkan baik oleh faktor resistensi maupun toksisitasnya yang tinggi. Pada perkembangan berikutnya menyusul penemuan berbagai antibiotika yang dihasilkan Streptomyces spp., termasuk actinomycin X2 dan actinomycin D yang berhasil diisolasi oleh Caixia et al.(2012) dari Streptomyces MS449 yang habitatnya di laut. Habitat Streptomyces spp sangat luas, namun bakteri ini disebut bakteri tanah (dari bau geosmin seperti tanah), karena paling banyak ditemukan di dalam tanah. Tergantung habitatnya, metabolit aktif yang dihasilkan sangat variatif. Pada penelitian ini telah dilakukan penapisan daya anti TB sebanyak 35 Streptomyces spp. isolat tanah pertanian Agrobisnis Taman Puspalebo di daerah Krian, Sidoarjo. Pemilihan jenis tanah didasarkan atas pertimbangan homogenitas dan spesifikasi tanah pertanian yang sudah dibakukan pengolahannya. Dari 15 isolat yang memiliki aktivitas hambatan terhadap bakteri uji baik dari golongan Gram positif maupun negatif, selanjutnya dilakukan fermentasi menggunakan media ISP-4 pada rotary shaking incubator suhu 28°C dengan kecepatan 150 rpm. Supernatan hasil pemisahan dari biomassa dengan centrifuge dipekatkan menggunakan freeze dryer, serbuk yang diperoleh dilarutkan dalam air steril, untuk selanjutnya dilakukan penapisan daya hambatnya terhadap M. tuberculosis dengan metode turbidimetri menggunakan nefelometer. Sebagai pembanding digunakan empat macam AOT lini pertama; yaitu INH, Rifampicin, ethambutol, dan pirazinamide masing-masing dengan konsentrasi 20 ppm. Hasil penapisan menunjukkan bahwa sebanyak 1,0 mL larutan konsentrat kaldu fermentasi (fermentation broth) dari 15 isolat Streptomyces, hanya lima isolat (B10, J7, J10, J12,
Catatan Tahun ke 1 dari rencana 2 tahun.Tahun ke 1 Tahun 2015
Bibliografi : lbr 31-32

 
No Barcode No. Panggil Akses Lokasi Ketersediaan
00000221860 CB[G]-D13/2015-38 Baca di tempat DISPERPUSIP JATIM - Ruang Deposit Tersedia
Tag Ind1 Ind2 Isi
001 INLIS000000000012580
005 20160411115940.0
006
007
008
035 0010-041600000000007
040 # # $a JIPDSUR
041 # # $a Ind
082 0 4 $a 615.329 378 072 $2 [23]
090 # # $a CB[G]-D13/2015-38
100 # # $a Isnaeni
245 # # $a Pengembangan bahan baku obat anti TB (oat) dari metabolit hasil fermentasi streptomyces spp. isolat tanah Indonesia : $b laporan akhir penelitian unggulan perguruan tinggi tahun anggaran 2015 / $c Dr. Isnaeni, Apt.MS, Drs. Achmad Toto Poernomo, Apt. MSi, Prof. Dr. Ni Made Mertaniasih, dr,MS, SpMK(K)
260 # # $a Surabaya : $b Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Airlangga, $c 2015
300 # # $a vii,32 lbr.: $b ilus. ; $c 30 cm.
500 # # $a Tahun ke 1 dari rencana 2 tahun.Tahun ke 1 Tahun 2015
504 # # $a Bibliografi : lbr 31-32
520 # # $a Masalah terkait pengembangan obat anti infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis masih menjadi prioritas di Indonesia, karena Indonesia termasuk salah satu dari tiga Negara di Asia dengan prevalensi penderita TB yang sangat tinggi. Setiap tahun di Indonesia diperkirakan 8,7 juta kasus baru TB dan 1,7 juta yang meninggal akibat TB (Simon & Iwayoo, 2005). Kegagalan pengobatan infeksi TB dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain resistensi baik karena gejala alami yang dialami oleh M. tuberculosis, penggunaan dan cara penggunaan obat yang tidak rasional atau akibat ketidakpatuhan dan kekurangpahaman pasien serta penyalagunaan antibiotik baik di bidang pertanian maupun peternakan. Sementara, masalah lain yang juga berkontribusi terhadap solusi penyakit TB adalah ketersediaan bahan baku obat antibiotik yang sampai sekarang lebih dari 96% masih impor, sehinggaketergantungan bangsa Indonesia terhadap asupan bahan baku, terutama obat anti TB (OAT) harus dicari solusinya. Berkembangnya galur M. tuberculosisyang tergolong Multi Drug Resistant menyebabkan OAT lini pertama menjadi tidak layak lagi, sehingga terobosan untuk menemukan penggantinya menjadi prioritas utama.Pemenuhan kebutuhan bahan baku antibiotik baru terutama sebagai anti TB baik dari isolat alam, semi-sintesis atau sintesis total untuk menggantikan OAT lini pertama yang sudah resisten atau toksisitanya tinggi sangat tidak seimbang dengan frekuensi kebutuhannya. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam kaitan untuk mengeksplor OAT yang potensinya diharapkan dapat mengalahkan OAT lini pertama juga masih belum memadai. Di sisi lain, Indonesia kaya akan sumber alam yang mengandung berbagai senyawa aktif sebagai anti mikroba, baik yang berasal dari tanah perkebunan, pertanian, pemukiman, area vulkanik, perairan (sungai, danau dan laut), kompos, dan bahkan sampah. Penelitian ini dirancang untuk memanfaatkan Streptomyces spp., mikroba yang sangat produktif menghasilkan berbagaimetabolit aktif termasuk antibiotik.Streptomisin adalah anti OAT pertama yang ditemukan Waksman di tahun 1943, diisolasi dari Streptomyces griseus ATCC 10137, ternyata sekarang sudah tidak menjadi satu-satunya pilihan utama, waiaupun masih termasuk golongan OAT lini pertama. Alasan yang sudah diterima secara klinis disebabkan baik oleh faktor resistensi maupun toksisitasnya yang tinggi. Pada perkembangan berikutnya menyusul penemuan berbagai antibiotika yang dihasilkan Streptomyces spp., termasuk actinomycin X2 dan actinomycin D yang berhasil diisolasi oleh Caixia et al.(2012) dari Streptomyces MS449 yang habitatnya di laut. Habitat Streptomyces spp sangat luas, namun bakteri ini disebut bakteri tanah (dari bau geosmin seperti tanah), karena paling banyak ditemukan di dalam tanah. Tergantung habitatnya, metabolit aktif yang dihasilkan sangat variatif. Pada penelitian ini telah dilakukan penapisan daya anti TB sebanyak 35 Streptomyces spp. isolat tanah pertanian Agrobisnis Taman Puspalebo di daerah Krian, Sidoarjo. Pemilihan jenis tanah didasarkan atas pertimbangan homogenitas dan spesifikasi tanah pertanian yang sudah dibakukan pengolahannya. Dari 15 isolat yang memiliki aktivitas hambatan terhadap bakteri uji baik dari golongan Gram positif maupun negatif, selanjutnya dilakukan fermentasi menggunakan media ISP-4 pada rotary shaking incubator suhu 28°C dengan kecepatan 150 rpm. Supernatan hasil pemisahan dari biomassa dengan centrifuge dipekatkan menggunakan freeze dryer, serbuk yang diperoleh dilarutkan dalam air steril, untuk selanjutnya dilakukan penapisan daya hambatnya terhadap M. tuberculosis dengan metode turbidimetri menggunakan nefelometer. Sebagai pembanding digunakan empat macam AOT lini pertama; yaitu INH, Rifampicin, ethambutol, dan pirazinamide masing-masing dengan konsentrasi 20 ppm. Hasil penapisan menunjukkan bahwa sebanyak 1,0 mL larutan konsentrat kaldu fermentasi (fermentation broth) dari 15 isolat Streptomyces, hanya lima isolat (B10, J7, J10, J12,
521 # # $a Masyarakat Umum
650 # 4 $a OBAT ORGANIS $v PENELITIAN
650 # 4 $a STREPTOMYCES (BAKTERI) $v PENELITIAN
700 # # $a Achmad Toto Poernomo
850 # # $a JIPDSUR
852 # # $a JIPDSUR
990 # # $a 23050-2016
999 # # $a CB[G]-D13/2015-38/23050-2016
Content Unduh katalog