Cite This        Tampung        Export Record
Judul Perbandingan genotip dan fenotiup sapi madura guna memperoleh kemurenian genetik yang dapat digunakan sebagai acuan pelestarian plasma nuftah ternak lokal di Piulau Madura / Dr. Budi Utomo, M.Si., drh., Dr. Rr. Ratih Ratna sari, SU., drh
Pengarang Budi Utomo
Ratih Ratna sari
Penerbitan Surabaya : Universitas Airlangga, 2015
Deskripsi Fisik 7 lmp+40 lbr. :ilus. ;30 cm.
Subjek -
Abstrak [Lokal Konten-Madura (2)]
RINGKASAN : Perkawinan silang antara sapi Madura betina dengan pejantan unggul sapi bangsa lain (sapiexotic) sering terjadi pada suatu daerah. Persilangan ini akan memiliki konsekuensi bahwa pelestarian plasma nutfah sapi Madura di Pulau Madura akan sudah tidak berlaku lagi, kecuali di Pulau Sapudi. Menurut FAO (2000) bahwa, sumber daya genetik ternak asli akan cenderung punah akibat permintaan pasar yang baru (eksploitasi besar-besaran), persilangan yang tidak terkendali, pergantian breed (penggantian bangsa sapi yang sudah ada dengan bangsa sapi baru) dan kegiatan mekanisasi pertanian (penggantian penggunaan tenaga sapi dengan tenaga mesin untuk mengolali lahan pertanian).Sapi Madura menjadi breed (bangsa) sapi potong lokal yang terbentuk sebagai akibat isolasi alam dan pengaruh lingkungan, sehingga mempunyai keseragaman karakteristik yang menonjol antara breed sapi potong lokal lainnya di Indonesia. Dengan kontribusi sifat-sifat genetic sapi zebu seperti toleran terhadap stress akibat iklim dan daya tahan terhadap serangan caplak serta seleksi alam dan lingkungan yang ketat dalam kurun waktu yang lama, maka sapi Madura menjadi bangsa sapi yang mempunyai daya adaptasi sangat tinggi terhadap lingkungan. Disamping itu, sapi Madura mempunyai respon yang baik terhadap perbaikan pakan serta tahan terhadap pakan dengan kandungan serat kasar tinggi (Soehadji, 1993). Manfaat penggunaan mtDNA menurut Duryadi (1994) antara lain (1) Sebagai marka genetik dalam studi variabilitas intraspesifik (interpopulasi) yang dapat memberikan informasi secara kualitatif maupun kuantitatif; (2) Dapat digunakan untuk melacak kejadian yang relatif baru seperti studi hibridisasi alami antara dua subspesies; (3) Dapat digunakan untuk suatu rekonstruksi historik dari genealogi matrilinier suatu spesies maupun antar populasi yang ada; (4) Dapat merekonstruksi filogenik dari beberapa spesies yang saling berdekatan. Penelitian ini menggunakan fragmen daerah D-loop sapi Madura untuk mendapatkan data keragaman genetik sehingga dapat mengetahui susunan nukleotida antar individu sapi Madura dan mengidentifikasi penampakan fenotifnya. Data tersebut dapat digunakan untuk mengidentifikasi kemurnian genetik dari sapi Madura yang ada pada daerah pulau Sapudi,Sumenep, Pamekasan, Pamekasan, Sampang, Bangkalan. Hasil sementara yaitu fragmen DNA berukuran 980 pb daerah D-Loop DNA mitokondria yang terletak pada daerah 15795-16341 mtDNA dari individu sapi Madura telah berhasil diamplifikasi dengan teknik PCR menggunakan primer BIDLF dan BIDLR. Proses sekuensing dengan metoda dideoksi Sanger menggunakan primer BIDLF (Foward) terhadap hasil PCR berhasil membaca urutan nukleotida berbeda-beda setiap individu sapi Madura (716 BP; 756 BP; 964 BP; 1098 BP; 1113 BP). Key Words: Plasma Nutfah, Bangsa Sapi, Karakter Genetik, mtDNA, Kemurnian Genetik
Perkawinan silang antara sapi Madura betina dengan pejantan unggul sapi bangsa lain (sapiexotic) sering terjadi pada sualu daerah. Persilangan ini akan memiliki konsekuensi bahwa pelestarian plasma nutfah sapi Madura di Pulau Madura akan sudah tidak berlaku lagi, kecuali di Pulau Sapudi. Menurut FAO (2000) bahwa, sumber daya genetik ternak asli akan cenderung punah akibat permintaan pasar yang baru (eksploitasi besar-besaran), persilangan yang tidak terkendali, pergantian breed (penggantian bangsa sapi yang sudah ada dengan bangsa sapi baru) dan kegiatan mekanisasi pertanian (penggantian penggunaan tenaga sapi dengan tenaga mesin untuk mengolah lahan pertanian).Sapi Madura menjadi breed (bangsa) sapi potong lokal yang terbentuk sebagai akibat isolasi alam dan pengaruh lingkungan, sehingga mempunyai keseragaman karakteristik yang menonjol antara breed sapi potong lokal lainnya di Indonesia. Dengan kontribusi sifat-sifat genetic sapi zebu seperti toleran terhadap stress akibat iklim dan daya tahan terhadap serangan caplak serta selcksi alam dan lingkungan yang ketat dalam kurun waktu yang lama, maka sapi Madura menjadi bangsa sapi yang mempunyai daya adaptasi sangat tinggi terhadap lingkungan. Disamping itu, sapi Madura mempunyai respon yang baik terhadap perbaikan pakan serta tahan terhadap pakan dengan kandungan serat kasar tinggi (Soehadji, 1993). Manfaat penggunaan mtDNA menurut Duryadi (1994) antara lain (1) Sebagai marka genetik dalam studi variabilitas intraspesifik (interpopulasi) yang dapat memberikan informasi seeara kualitatif maupun kuantitatif; (2) Dapat digunakan untuk melacak kejadian yang relatif baru seperti studi hibridisasi alami antara dua subspesies; (3) Dapat digunakan untuk suatu rekonstruksi historik dari genealogi matrilinier suatu spesies maupun antar populasi yang ada; (4) Dapat merekonstruksi filogenik dari beberapa spesies yang saling berdekatan. Penelitian ini menggunakan fragmen daerah D-loop sapi Madura untuk mendapatkan data keragaman genetik sehingga dapat mengetahui susunan nukleotida antar individu sapi Madura dan mengidentifikasi penampakan fenotiftiya. Data tersebut dapat digunakan untuk mengidentifikasi kemurnian genetik dari sapi Madura yang ada pada daerah pulau Sapudi,Sumenep, Pamekasan, Pamekasan, Sampang, Bangkalan. Hasil sementara yaitu fragmen DNA berukuran 980 pb daerah D-Loop DNA mitokondria yang terletak pada daerah 15795-16341 mtDNA dari individu sapi Madura telah berhasil diamplifikasi dengan teknik PGR menggunakan primer BIDLF dan BIDLR. Proses sekuensing dengan metoda dideoksi Sanger menggunakan primer BIDLF (Foward) terhadap hasil PGR berhasil membaca urutan nukleotida berbeda-beda setiap individu sapi Madura (716 BP; 756 BP; 964 BP; 1098 BP; 1113 BP).
Catatan Tahun ke 1 dari rencana 2 tahun tahun 2015
Bibliografi : hlm 32-36

 
No Barcode No. Panggil Akses Lokasi Ketersediaan
00000221451 CB[G]-D13/2015-174 [2] Baca di tempat DISPERPUSIP JATIM - Ruang Deposit Tersedia
Tag Ind1 Ind2 Isi
001 INLIS000000000012307
005 20160411181150.0
006
007
008
035 0010-031600000000100
040 # # $a JIPDSUR
041 # # $a Ind
082 0 4 $a -
090 # # $a CB[G]-D13/2015-174 [2]
100 # # $a Budi Utomo
245 # # $a Perbandingan genotip dan fenotiup sapi madura guna memperoleh kemurenian genetik yang dapat digunakan sebagai acuan pelestarian plasma nuftah ternak lokal di Piulau Madura / $c Dr. Budi Utomo, M.Si., drh., Dr. Rr. Ratih Ratna sari, SU., drh
260 # # $a Surabaya : $b Universitas Airlangga, $c 2015
300 # # $a 7 lmp+40 lbr. : $b ilus. ; $c 30 cm.
500 # # $a Tahun ke 1 dari rencana 2 tahun tahun 2015
504 # # $a Bibliografi : hlm 32-36
520 # # $a Perkawinan silang antara sapi Madura betina dengan pejantan unggul sapi bangsa lain (sapiexotic) sering terjadi pada sualu daerah. Persilangan ini akan memiliki konsekuensi bahwa pelestarian plasma nutfah sapi Madura di Pulau Madura akan sudah tidak berlaku lagi, kecuali di Pulau Sapudi. Menurut FAO (2000) bahwa, sumber daya genetik ternak asli akan cenderung punah akibat permintaan pasar yang baru (eksploitasi besar-besaran), persilangan yang tidak terkendali, pergantian breed (penggantian bangsa sapi yang sudah ada dengan bangsa sapi baru) dan kegiatan mekanisasi pertanian (penggantian penggunaan tenaga sapi dengan tenaga mesin untuk mengolah lahan pertanian).Sapi Madura menjadi breed (bangsa) sapi potong lokal yang terbentuk sebagai akibat isolasi alam dan pengaruh lingkungan, sehingga mempunyai keseragaman karakteristik yang menonjol antara breed sapi potong lokal lainnya di Indonesia. Dengan kontribusi sifat-sifat genetic sapi zebu seperti toleran terhadap stress akibat iklim dan daya tahan terhadap serangan caplak serta selcksi alam dan lingkungan yang ketat dalam kurun waktu yang lama, maka sapi Madura menjadi bangsa sapi yang mempunyai daya adaptasi sangat tinggi terhadap lingkungan. Disamping itu, sapi Madura mempunyai respon yang baik terhadap perbaikan pakan serta tahan terhadap pakan dengan kandungan serat kasar tinggi (Soehadji, 1993). Manfaat penggunaan mtDNA menurut Duryadi (1994) antara lain (1) Sebagai marka genetik dalam studi variabilitas intraspesifik (interpopulasi) yang dapat memberikan informasi seeara kualitatif maupun kuantitatif; (2) Dapat digunakan untuk melacak kejadian yang relatif baru seperti studi hibridisasi alami antara dua subspesies; (3) Dapat digunakan untuk suatu rekonstruksi historik dari genealogi matrilinier suatu spesies maupun antar populasi yang ada; (4) Dapat merekonstruksi filogenik dari beberapa spesies yang saling berdekatan. Penelitian ini menggunakan fragmen daerah D-loop sapi Madura untuk mendapatkan data keragaman genetik sehingga dapat mengetahui susunan nukleotida antar individu sapi Madura dan mengidentifikasi penampakan fenotiftiya. Data tersebut dapat digunakan untuk mengidentifikasi kemurnian genetik dari sapi Madura yang ada pada daerah pulau Sapudi,Sumenep, Pamekasan, Pamekasan, Sampang, Bangkalan. Hasil sementara yaitu fragmen DNA berukuran 980 pb daerah D-Loop DNA mitokondria yang terletak pada daerah 15795-16341 mtDNA dari individu sapi Madura telah berhasil diamplifikasi dengan teknik PGR menggunakan primer BIDLF dan BIDLR. Proses sekuensing dengan metoda dideoksi Sanger menggunakan primer BIDLF (Foward) terhadap hasil PGR berhasil membaca urutan nukleotida berbeda-beda setiap individu sapi Madura (716 BP; 756 BP; 964 BP; 1098 BP; 1113 BP).
520 # # $a RINGKASAN : Perkawinan silang antara sapi Madura betina dengan pejantan unggul sapi bangsa lain (sapiexotic) sering terjadi pada suatu daerah. Persilangan ini akan memiliki konsekuensi bahwa pelestarian plasma nutfah sapi Madura di Pulau Madura akan sudah tidak berlaku lagi, kecuali di Pulau Sapudi. Menurut FAO (2000) bahwa, sumber daya genetik ternak asli akan cenderung punah akibat permintaan pasar yang baru (eksploitasi besar-besaran), persilangan yang tidak terkendali, pergantian breed (penggantian bangsa sapi yang sudah ada dengan bangsa sapi baru) dan kegiatan mekanisasi pertanian (penggantian penggunaan tenaga sapi dengan tenaga mesin untuk mengolali lahan pertanian).Sapi Madura menjadi breed (bangsa) sapi potong lokal yang terbentuk sebagai akibat isolasi alam dan pengaruh lingkungan, sehingga mempunyai keseragaman karakteristik yang menonjol antara breed sapi potong lokal lainnya di Indonesia. Dengan kontribusi sifat-sifat genetic sapi zebu seperti toleran terhadap stress akibat iklim dan daya tahan terhadap serangan caplak serta seleksi alam dan lingkungan yang ketat dalam kurun waktu yang lama, maka sapi Madura menjadi bangsa sapi yang mempunyai daya adaptasi sangat tinggi terhadap lingkungan. Disamping itu, sapi Madura mempunyai respon yang baik terhadap perbaikan pakan serta tahan terhadap pakan dengan kandungan serat kasar tinggi (Soehadji, 1993). Manfaat penggunaan mtDNA menurut Duryadi (1994) antara lain (1) Sebagai marka genetik dalam studi variabilitas intraspesifik (interpopulasi) yang dapat memberikan informasi secara kualitatif maupun kuantitatif; (2) Dapat digunakan untuk melacak kejadian yang relatif baru seperti studi hibridisasi alami antara dua subspesies; (3) Dapat digunakan untuk suatu rekonstruksi historik dari genealogi matrilinier suatu spesies maupun antar populasi yang ada; (4) Dapat merekonstruksi filogenik dari beberapa spesies yang saling berdekatan. Penelitian ini menggunakan fragmen daerah D-loop sapi Madura untuk mendapatkan data keragaman genetik sehingga dapat mengetahui susunan nukleotida antar individu sapi Madura dan mengidentifikasi penampakan fenotifnya. Data tersebut dapat digunakan untuk mengidentifikasi kemurnian genetik dari sapi Madura yang ada pada daerah pulau Sapudi,Sumenep, Pamekasan, Pamekasan, Sampang, Bangkalan. Hasil sementara yaitu fragmen DNA berukuran 980 pb daerah D-Loop DNA mitokondria yang terletak pada daerah 15795-16341 mtDNA dari individu sapi Madura telah berhasil diamplifikasi dengan teknik PCR menggunakan primer BIDLF dan BIDLR. Proses sekuensing dengan metoda dideoksi Sanger menggunakan primer BIDLF (Foward) terhadap hasil PCR berhasil membaca urutan nukleotida berbeda-beda setiap individu sapi Madura (716 BP; 756 BP; 964 BP; 1098 BP; 1113 BP). Key Words: Plasma Nutfah, Bangsa Sapi, Karakter Genetik, mtDNA, Kemurnian Genetik
520 # # $a [Lokal Konten-Madura (2)]
521 # # $a Masyarakat Umum
650 # 4 $a -
700 # # $a Ratih Ratna sari
850 # # $a JIPDSUR
852 # # $a JIPDSUR
990 # # $a 23.189-2016
999 # # $a CB[G]-D13/2015-174/23.189-2016
Content Unduh katalog