
Judul | Adat-Adat Jawa dalam bulan-bulan Islam : adakah pertentangan? / Ismail Yahya, MA. ...[et.al]; Editor MLuqmanA |
Pengarang | MLUQMANA ISMAIL Yahya |
EDISI | Cet. 1 |
Penerbitan | Jakarta : Inti Medina, 2009 |
Deskripsi Fisik | xvi, 120 hlm. :ilus. ;21 cm. |
ISBN | 978-979-072-007-7 |
Subjek | KEHIDUPAN BERAGAMA (ISLAM) |
Abstrak | [Jawaneka (43)] Segala puji bagi Allah SWT yang telah menciptakan segala yang ada dengan beragam perbedaan, suku, budaya, dan agama. Akan tetapi, semua itu pasti sesuai dengan hikmah dan kebijaksaan-Nya. Shalawat dan salam kepada Rasulullah saw. teladan bagi setiap insan di semua zaman. Dialah makhluk sempurna yang diciptakan oleh Allah untuk dicontoh. Lewat akhlaknya, Islam berkembang. Hasilnya, Islam sampai di Indonesia dan menjadi agama dominan yang dipeluk oleh penduduknya. Setiap negara memiliki budaya, tidak terkecuali Indonesia. Budaya itu telah ada dan berkembang sebelum kedatangan Islam. Sebagai budaya, tentunya hal itu sangat dipertahankan oleh penduduknya, terlepas baik atau tidak, benar atau salah, bermanfaat atau tidak. Budaya yang telah mengakar dalam masyarakat seakan sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan. Ia akan selalu dijaga, dirawat, dan dipertahankan. Di samping ia dianggap sebagai kekayaan lokal, ia pun dijadikan sebagai identitas suatu masyarakat. Jadi, melihat sifat budaya yang sudah melekat kuat dalam diri penduduknya, wajar sekali jika kadang mereka susah menerima budaya baru meskipun hal itu lebih baik. Paling tidak, itulah yang terjadi di beberapa negara. Sebagaimana Islam datang sebagai agama yang meluruskan, ia pun ketika bersentuhan dengan budaya lokal tidak lantas ingin menghilangkan. Sebaliknya, ada banyak cara yang ditempuh, di antara- nya mempertahankan budaya yang baik dan meluruskan yang kurang baik. Itu pun dilakukan tidak serentak, tetapi bertahap, fase demi fase. Pendekatan itulah yang menjadikan Islam diterima di awal munculnya. Bangsa Arab yang memiliki budaya dan tradisi secara berangsur-angsur bersedia menerima kebenaran Islam. Di samping karena kebenaran Islam, agama itu lebih bisa diterima secara akal. Ini tidak berbeda dengan kedatangan Islam ke Indonesia. Metode itu pun dipahami baik oleh orangyangmenyebarkan Islam di Indonesia. Di antaranya adalah yang dilakukan oleh Walisanga di Jawa. Dalam berdakwah, mereka lebih suka menggunakan pendekatan budaya lokal. Benar, dengan akulturasi budayalah Islam lebih mudah tersebar dan berkembang di Indonesia, khususnya di Jawa. Bahkan, di Jawa penyebaran dengan pendekatan budaya terlihat kentara. Metode Walisanga dinilai cukup berhasil dalam menyebarkan Islam di tanah Jawa. Dan itu pun tidak terlepas dari beberapa tahapan dan metode yang berusaha mereka terapkan. Awalnya, mereka ingin mencoba cara yang lebih agresif, yaitu tidak mengakomodir budaya lokal. Akan tetapi, ternyata hal itu mendapat perlawanan cukup keras dari masyarakat. Akhirnya, Walisanga lebih memilih pendekatan pada budaya lokal, yaitu lebih mengakomodir budaya setempat. Artinya, mereka tidak menghilangkan budaya yang sudah mengakar dan sudah ada, tetapi mereka cukup mengubah substansinya. Substansi-substansi yang bertentangan dengan nilai keagungan Islam mereka ubah dengan perlahan. Mereka tidak segan-segan menggunakan pendekatan apa pun yang memungkinkan. Hasilnya, Islam mampu menyebar ke segenap kawasan, khususnya di tanah Jawa. Akan tetapi, estafet pcrjuangan Walisanga masih membutuhkan generasi baru. Masih banyak agenda yang perlu diselesaikan, seperti masih tersebarnya budaya dan ritual yang perlu dibenahi. Menata ulang kembali. Tidak hanya membenahi substansi-substansi, tetapi juga mencakup aturan dan praktik yang lebih selaras dengan nilai Islam. Dan untuk itulah buku ini ada. |
Catatan | Bibliografi: hlm. 115-116 |
No Barcode | No. Panggil | Akses | Lokasi | Ketersediaan |
---|---|---|---|---|
12201100373 | CB-D9/2009-01 [43] | Baca di tempat | DISPERPUSIP JATIM - Ruang Deposit | Tersedia |
12201100372 | 297.57 ADA a | Baca di tempat | DISPERPUSIP JATIM - Ruang Deposit | Tersedia |
Tag | Ind1 | Ind2 | Isi |
001 | JATIM-12110000000127 | ||
005 | 20180525095517 | ||
008 | ind | ||
020 | # | # | $a 978-979-072-007-7 |
035 | # | # | $a 0010-121100000000127 |
040 | # | # | $a JIPDSUR |
041 | # | # | $a ind |
082 | 0 | 4 | $a 297.57$2 [22] |
084 | # | # | $a 297.57 ADA a |
090 | # | # | $a CB-D9/2009-01 [43] |
245 | 0 | # | $a Adat-Adat Jawa dalam bulan-bulan Islam : $b adakah pertentangan? /$c Ismail Yahya, MA. ...[et.al]; Editor MLuqmanA |
250 | # | # | $a Cet. 1 |
260 | # | # | $a Jakarta :$b Inti Medina,$c 2009 |
300 | # | # | $a xvi, 120 hlm. : $b ilus. ; $c 21 cm. |
504 | # | # | $a Bibliografi: hlm. 115-116 |
520 | # | # | $a Segala puji bagi Allah SWT yang telah menciptakan segala yang ada dengan beragam perbedaan, suku, budaya, dan agama. Akan tetapi, semua itu pasti sesuai dengan hikmah dan kebijaksaan-Nya. Shalawat dan salam kepada Rasulullah saw. teladan bagi setiap insan di semua zaman. Dialah makhluk sempurna yang diciptakan oleh Allah untuk dicontoh. Lewat akhlaknya, Islam berkembang. Hasilnya, Islam sampai di Indonesia dan menjadi agama dominan yang dipeluk oleh penduduknya. Setiap negara memiliki budaya, tidak terkecuali Indonesia. Budaya itu telah ada dan berkembang sebelum kedatangan Islam. Sebagai budaya, tentunya hal itu sangat dipertahankan oleh penduduknya, terlepas baik atau tidak, benar atau salah, bermanfaat atau tidak. Budaya yang telah mengakar dalam masyarakat seakan sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan. Ia akan selalu dijaga, dirawat, dan dipertahankan. Di samping ia dianggap sebagai kekayaan lokal, ia pun dijadikan sebagai identitas suatu masyarakat. Jadi, melihat sifat budaya yang sudah melekat kuat dalam diri penduduknya, wajar sekali jika kadang mereka susah menerima budaya baru meskipun hal itu lebih baik. Paling tidak, itulah yang terjadi di beberapa negara. Sebagaimana Islam datang sebagai agama yang meluruskan, ia pun ketika bersentuhan dengan budaya lokal tidak lantas ingin menghilangkan. Sebaliknya, ada banyak cara yang ditempuh, di antara- nya mempertahankan budaya yang baik dan meluruskan yang kurang baik. Itu pun dilakukan tidak serentak, tetapi bertahap, fase demi fase. Pendekatan itulah yang menjadikan Islam diterima di awal munculnya. Bangsa Arab yang memiliki budaya dan tradisi secara berangsur-angsur bersedia menerima kebenaran Islam. Di samping karena kebenaran Islam, agama itu lebih bisa diterima secara akal. Ini tidak berbeda dengan kedatangan Islam ke Indonesia. Metode itu pun dipahami baik oleh orangyangmenyebarkan Islam di Indonesia. Di antaranya adalah yang dilakukan oleh Walisanga di Jawa. Dalam berdakwah, mereka lebih suka menggunakan pendekatan budaya lokal. Benar, dengan akulturasi budayalah Islam lebih mudah tersebar dan berkembang di Indonesia, khususnya di Jawa. Bahkan, di Jawa penyebaran dengan pendekatan budaya terlihat kentara. Metode Walisanga dinilai cukup berhasil dalam menyebarkan Islam di tanah Jawa. Dan itu pun tidak terlepas dari beberapa tahapan dan metode yang berusaha mereka terapkan. Awalnya, mereka ingin mencoba cara yang lebih agresif, yaitu tidak mengakomodir budaya lokal. Akan tetapi, ternyata hal itu mendapat perlawanan cukup keras dari masyarakat. Akhirnya, Walisanga lebih memilih pendekatan pada budaya lokal, yaitu lebih mengakomodir budaya setempat. Artinya, mereka tidak menghilangkan budaya yang sudah mengakar dan sudah ada, tetapi mereka cukup mengubah substansinya. Substansi-substansi yang bertentangan dengan nilai keagungan Islam mereka ubah dengan perlahan. Mereka tidak segan-segan menggunakan pendekatan apa pun yang memungkinkan. Hasilnya, Islam mampu menyebar ke segenap kawasan, khususnya di tanah Jawa. Akan tetapi, estafet pcrjuangan Walisanga masih membutuhkan generasi baru. Masih banyak agenda yang perlu diselesaikan, seperti masih tersebarnya budaya dan ritual yang perlu dibenahi. Menata ulang kembali. Tidak hanya membenahi substansi-substansi, tetapi juga mencakup aturan dan praktik yang lebih selaras dengan nilai Islam. Dan untuk itulah buku ini ada. |
520 | # | # | $a [Jawaneka (43)] |
650 | # | # | $a KEHIDUPAN BERAGAMA (ISLAM) |
700 | # | # | $a ISMAIL Yahya |
700 | # | # | $a MLUQMANA |
850 | # | # | $a JIPDSUR |
852 | # | # | $a JIPDSUR |
990 | # | # | $a 356.629/BPK/P/2011 |
990 | # | # | $a 356.629/BPK/P/2011 |
990 | # | # | $a CB-D9/2009-498/23.792-2016 |
990 | # | # | $a CB-D9/2009-498/23.792-2016 |
999 | # | # | $a CB-D9/2009-498/23.792-2016 |
Content Unduh katalog
Karya Terkait :