
Judul | Strategi adaptasi nelayan di kawasan Border Crossing Area (BCA) : studi di Pulau Matutuang kabupaten Sangihe / Steven Sumolang |
Pengarang | Sumolang, Steven (pengarang) |
EDISI | Cetakan pertama, 2019 |
Penerbitan | Yogyakarta : Amara Books, 2019 |
Deskripsi Fisik | x, 94 halaman :ilustrasi berwarna ;23 cm |
Konten | teks |
Media | tanpa perantara |
Penyimpan Media | volume |
ISBN | 978-623-7042-21-1 |
Subjek | Nelayan-- Sangihe Matutuang-- Keadaan sosial Sangihe-- |
Abstrak | Pulau Matutuang dahulu sebagai lokasi medaseng warga nelayan dari pulau pulau sekitarnya seperti Marore, Kawio, Kawaluso dari kepulauan Nusa Tabukan, Sangir besar, bahkan nelayan Filipina. Areal penangkapan ikan yang cukup baik dengan kelimpahan ikan diantara nya rek dan lapo dalam jumlah banyak. Melimpahnya sumberdaya perairan Matutuang menarik nelayan nelayan tinggal menetap terutama nelayan dari Filipina warga Sangihe yang telah lama berdomisili terutama nelayan di pulau Bali, Filipina. Kebanyakan pelaku Bada seng memilih menetap di pulau Matutuang pada tahun 90-an. Di tahun 2000 menjadi desa sendiri, berpisah dari desa induk Marore. Warga nelayan tersebut, berada di kawasan pulau kecil, di perbatasan Indonesia Filipina. Meski dilingkari sumberdaya laut berlimpah, mereka harus menghadapi tantangan alam akibat pulaunya yang berada di lautan lepas. Pulau Matutuang termasuk Kecil berada di kawasan dengan cuaca dan iklim Pasifik yang sering mengalami cuaca buruk, badai tropis.Kondisi infrastruktur Baik transportasi, fasilitas publik yang kurang memadai sebagaimana puluh perbatasan lainnya di Indonesia. |
Bahasa | Indonesia |
Target Pembaca | Umum |
No Barcode | No. Panggil | Akses | Lokasi | Ketersediaan |
---|---|---|---|---|
00000317377 | 959.842 11 SUM s | Baca di tempat | DISPERPUSIP JATIM - Ruang Koleksi Budaya Etnis Nusantara | Tersedia |
Tag | Ind1 | Ind2 | Isi |
001 | INLIS000000000977725 | ||
005 | 20240527113439 | ||
006 | a####g###########| | ||
007 | #u | ||
008 | #####2b0110|###yoia###g############ind|# | ||
020 | # | # | $a 978-623-7042-21-1 |
035 | # | # | $a 0010-0524000269 |
040 | # | # | $a JIPDSUR$b ind$e rda |
082 | 0 | 4 | $a 959.842 11$2 [23] |
084 | # | # | $a 959.842 11 SUM s |
100 | 3 | # | $a Sumolang, Steven$e pengarang |
245 | 1 | 0 | $a Strategi adaptasi nelayan di kawasan Border Crossing Area (BCA) : $b studi di Pulau Matutuang kabupaten Sangihe /$c Steven Sumolang |
250 | # | # | $a Cetakan pertama, 2019 |
264 | # | 1 | $a Yogyakarta :$b Amara Books,$c 2019 |
300 | # | # | $a x, 94 halaman : $b ilustrasi berwarna ; $c 23 cm |
336 | # | # | $a teks$2 rdacontent |
337 | # | # | $a tanpa perantara$2 rdamedia |
338 | # | # | $a volume$2 rdacarrier |
520 | 3 | # | $3 Pulau Matutuang dahulu sebagai lokasi medaseng warga nelayan dari pulau pulau sekitarnya seperti Marore, Kawio, Kawaluso dari kepulauan Nusa Tabukan, Sangir besar, bahkan nelayan Filipina. Areal penangkapan ikan yang cukup baik dengan kelimpahan ikan diantara nya rek dan lapo dalam jumlah banyak. Melimpahnya sumberdaya perairan Matutuang menarik nelayan nelayan tinggal menetap terutama nelayan dari Filipina warga Sangihe yang telah lama berdomisili terutama nelayan di pulau Bali, Filipina. Kebanyakan pelaku Bada seng memilih menetap di pulau Matutuang pada tahun 90-an. Di tahun 2000 menjadi desa sendiri, berpisah dari desa induk Marore. Warga nelayan tersebut, berada di kawasan pulau kecil, di perbatasan Indonesia Filipina. Meski dilingkari sumberdaya laut berlimpah, mereka harus menghadapi tantangan alam akibat pulaunya yang berada di lautan lepas. Pulau Matutuang termasuk Kecil berada di kawasan dengan cuaca dan iklim Pasifik yang sering mengalami cuaca buruk, badai tropis.Kondisi infrastruktur Baik transportasi, fasilitas publik yang kurang memadai sebagaimana puluh perbatasan lainnya di Indonesia. |
521 | # | # | $a Umum |
650 | # | 4 | $a Nelayan--$z Sangihe |
651 | # | 4 | $a Matutuang--$z Sangihe--$x Keadaan sosial |
850 | # | # | $a JIPDSUR |
852 | # | # | $a JIPDSUR |
Content Unduh katalog