Cite This        Tampung        Export Record
Judul Tidak ada kanal di kota Majapahit/ Agus Aris Munandar
Judul Seragam 0
Pengarang Agus Aris Munandar
Penerbitan Jakarta Departemen Arkeologi; Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya 2013
Deskripsi Fisik v, 48 hlm; ilus: 29 cm
Abstrak [Lokal Konten-Majapahit(41)]
Tahun 1980-an dunia arkeologi dihebohkan dengan temuan langka di situs Trowulan, Mojokerto. Temuan itu berupa jalur-jalur rendah memanjang dan saling berpotongan satu dengan lainnya, iewat analisis foto udara dapat ditafsirkan bahwa jalur-jalur rendah itu melintang meluas ke arah utara dan selatan, walaupun tidak tepat benar. Para ahli yang berkepentingan pun mengadakan penelitian terhadap jalur-jalur rendah tersebut, ternyata permukaannya adalah material endapan yang dilakukan oleh air, tentu dalam waktu yang lama. Di beberapa bagian endapan tersebut malah ada yang mencapai kedalaman sekitar4 m !, dan di beberapa bagian jalur rendah itu pun terdapat struktur bata pada tepiannya yang ditafsirkan sebagai penguat bagian tepi. Berdasarkan berbagai temuan tersebut maka kesimpulan sebagian kalangan ahli arkeologi bahwa jalur-jalur rendah itu adalah kanal, karena berada di situs Trowulan dan Trowulan sudah terbukti sebagai bekas kota Majapahit, maka disimpulkan Kota Majapahit masa silam "dipotong-potong kanal". Hingga sekarang kesimpulan adanya kanal di Trowulan seakan-akan sudah dipercaya, bahkan kesimpulan itu sudah diberitakan di banyak media. Jadi adanya kanal di kota Majapahit nyaris dipercaya oleh dunia arkeologi Indonesia. Hanya saja tidak semua arkeolog lalu percaya saja pada kesimpulan kanal itu, mereka pun melakukan berbagai kajian tersendiri untuk mencoba menafsirkan masalah jalur rendah memanjang itu sebagai kanal atau bukan kanal. Kajian ini melakukan telaah tidak hanya berdasarkan data arkeologis di lapangan, melainkan juga meminta bantuan data dari sejumlah karya sastra dan konsepsi keagamaan yang beriaku clian dikenal meluas dalam masa Majapahit. Hasilnya cukup menarik, bahwa jalur-jalur rendah tersebut tenyata bukan kanal...!
Catatan Bibliografi hlm. 46-48
Bahasa Indonesia

 
No Barcode No. Panggil Akses Lokasi Ketersediaan
00000191308 CB-D13/2013-410[41] Baca di tempat DISPERPUSIP JATIM - Ruang Deposit Tersedia
Tag Ind1 Ind2 Isi
001 INLIS000000000000571
005 20160808161710.0
006
007
008 ind
035 0010-061400000000070
040 # # $a JIPDSUR
082 # # $a 0
090 # # $a CB-D13/2013-410[41]
100 # # $a Agus Aris Munandar
240 # # $a 0
245 # # $a Tidak ada kanal di kota Majapahit/ $c Agus Aris Munandar
260 # # $a Jakarta $b Departemen Arkeologi; Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya $c 2013
300 # # $a v, 48 hlm; ilus: 29 cm
500 # # $a 0
504 # # $a Bibliografi hlm. 46-48
520 # # $a Tahun 1980-an dunia arkeologi dihebohkan dengan temuan langka di situs Trowulan, Mojokerto. Temuan itu berupa jalur-jalur rendah memanjang dan saling berpotongan satu dengan lainnya, iewat analisis foto udara dapat ditafsirkan bahwa jalur-jalur rendah itu melintang meluas ke arah utara dan selatan, walaupun tidak tepat benar. Para ahli yang berkepentingan pun mengadakan penelitian terhadap jalur-jalur rendah tersebut, ternyata permukaannya adalah material endapan yang dilakukan oleh air, tentu dalam waktu yang lama. Di beberapa bagian endapan tersebut malah ada yang mencapai kedalaman sekitar4 m !, dan di beberapa bagian jalur rendah itu pun terdapat struktur bata pada tepiannya yang ditafsirkan sebagai penguat bagian tepi. Berdasarkan berbagai temuan tersebut maka kesimpulan sebagian kalangan ahli arkeologi bahwa jalur-jalur rendah itu adalah kanal, karena berada di situs Trowulan dan Trowulan sudah terbukti sebagai bekas kota Majapahit, maka disimpulkan Kota Majapahit masa silam "dipotong-potong kanal". Hingga sekarang kesimpulan adanya kanal di Trowulan seakan-akan sudah dipercaya, bahkan kesimpulan itu sudah diberitakan di banyak media. Jadi adanya kanal di kota Majapahit nyaris dipercaya oleh dunia arkeologi Indonesia. Hanya saja tidak semua arkeolog lalu percaya saja pada kesimpulan kanal itu, mereka pun melakukan berbagai kajian tersendiri untuk mencoba menafsirkan masalah jalur rendah memanjang itu sebagai kanal atau bukan kanal. Kajian ini melakukan telaah tidak hanya berdasarkan data arkeologis di lapangan, melainkan juga meminta bantuan data dari sejumlah karya sastra dan konsepsi keagamaan yang beriaku clian dikenal meluas dalam masa Majapahit. Hasilnya cukup menarik, bahwa jalur-jalur rendah tersebut tenyata bukan kanal...!
520 # # $a [Lokal Konten-Majapahit(41)]
850 # # $a JIPDSUR
852 # # $a JIPDSUR
999 # # $a CB-D13/2013-410/18.089-2014
Content Unduh katalog