03055 2200337 4500001002100000005001500021035002000036008003900056020002200095040001200117082000600129090002600135100001300161245021400174260007800388300003100466504002600497520003300523520199600556521002102552650000602573700001902579700001202598850001202610852001202622999002502634084002502659041000802684043001302692990001202705INLIS00000000001788620170505100622 a0010-0517000078170505 | | |  a978-979-073-090-8 aJIPDSUR a- aCB[G]-D13/2015-13 [1]0 aMaimunah1 aStrategi pemberdayaan waria seniman ludruk dalam program penanggulangan HIV/AIDS Di Surabaya & Mojokerto :btahun ke 2 dari rencana 2 tahun /cMaimunah, S.S, M.Hum,Eva Leiliyanti,SS, MA,Ph.D, Drs. Aribowo M.S. aSurabaya :bLembaga Penelitian dan Inovasi Universitas Airlangga,,c2016 a65 hlm. :bilus. ;c29 cm. aBibliografi Hlm 64-65 a[Lokal Konten Jawa Timur(1)] aRINGKASAN : Komunitas waria seniman ludruk selama mi berada pada posisi yang termarginaJkan dalam program pemberantasan HIV dan AIDS. Mereka jarang dilibatkan dalam program pemberdayaan karena dianggap bukan termasuk populasi kunci, akan tetapi realitas menunjukkan bahwa ketika tanggapan sepi, sebagiah. dari wana seniman menjadi sex workers. Penelitian ini ingin menggali pentmgnya meningkatkan kemampuan feminine skills para waria seniman karena program penanggulangan HIV dan AIDS di kalangan waria tidak akan berhasil tanpa kemandirian secara ekonomi. Penelitian ini memiliki dua pertanyaan utama yaitu pertama, faktor-faktor apa saja yang dapat dilakukan untuk untuk strategi pemberdayaan seniman waria ludruk Irama Budaya dan Karya Budaya (on stage dan offstage) dalam program peneegahan HIV/AIDS? Kedua, Penguatan Keterampilan feminine (feminine skills) apa saja yang dapat dimanfaatkan untuk membuat semman waria ludruk Irama Budaya dan Karya Budaya lebih mandiri secara ekonomi? Hasil penelitian menunjukkan bahwa ludruk Karya Budaya menjadi contoh yang baik dalam memberikan kesejahteraan pada para anggotanya. Beberapa movasi onstage yang telah mereka lakukan adalah managemen pemasaran yang mengkombinasikan pola tradisional dan modern seperti nyebeng, sepelen, tedean dll. Disampmg itu mereka melakukan inovasi cerita dengan menekankan unsur lawak dan komedi. Pola pemasaran juga mengandalkan media internet terutama melalui website dan blog sehingga para penggemar mengetahui jadwal pementasan dengan mudah. Hal ini belum dilakukan oleh ludruk Irama Budaya di Surabaya yang mengalami persoalan internal serius yang mengancam keberlanjutan kelompok ludruk tobongan tertua mi. Sedangkan Off-stage yang selama ini dilakukan para waria seniman untuk tetap mandiri secara ekonomi adalah melalui penguatan keterampilan feminine (feminine skills) seperti menjahit, salon, wirausaha dll sehingga mereka mandiri secara ekonomi. Kata Kunci; Seniman, ludruk, Waria, Program, Pemberdayaan aMasyarakat Umum. a-0 aEva Leiliyanti0 aAribowo aJIPDSUR aJIPDSUR aCB[G]-D13/2016-53[1] aCB[G]-D13/2016-53[1] aInd aa-io--ji aDPK4033