03956 2200313 4500001002100000005001700021008004100038035002400079040001200103041000800115082001100123090002200134100001500156245024000171260009700411300003100508500005800539504002800597520282200625521002703447650003203474700002003506700002903526850001203555852001203567990001503579990001503594999003303609INLIS00000000001259120160411134318.0  0010-041600000000018 aJIPDSUR aInd04a153.43 aCB[G]-D13/2015-40 aFajrianthi aPengembangan tes berpikir kritis dengan menggunakan item response theory :blaporan akhir penelitian unggulan perguruan tinggi tahun anggaran 2015 /cDr. Fajrianthi, M.Psi., Dr. Wiwin Hendriani, M.si., Berlian Gressy Septarini, M.Psych aSurabaya :bLembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Airlangga,c2015 a77 lbr. :bilus. ;c30 cm. aTahun ke 1 dari rencana 2 tahun.Tahun ke 1 Tahun 2015 aBibliografi : lbr 72-73 aBerpikir kritis merupakan keterampilan penting yang dibutuhkan dalam dunia kerja di abad 21. Keterampilan ini bahkan menduduki urutan pertama dalam daftar keterampilan yang dibutuhkan. Berpikir kritis merupakan dasar bagi keterampilan-keterampilan lain yang dibutuhkan dalam dunia kerja. Keterampilan komunikasi, kolaborasi, kesadaran global {global awareness), penguasaan teknologi, keterampilan dalam hidup dan karir, kemampuan belajar dan inovasi membutuhkan fondasi berpikir kritis yang baik. Pengukuran konstruk berpikir kritis di Indonesia pun beragam, terutama terkait dengan konteks pengukurannya. Selama ini juga terdapat. perdebatan tentang apakah berpikir kritis merupakan konstruk yang berbeda pada setiap setting atau bersifat general?. Sejauh pengamatan penulis selama ini, pengukuran berpikir kritis di Indonesia lebih sering menggunakan tes-tes yang dikembangkan di dunia barat. Misalnya, California Critical Thinking Skills Test dan Cornell Critical Thinking Tests yang digunakan tanpa adanya pengujian terlebih dahulu, apakah tes ini mengandung bias budaya atau tidak. Selain itu pengembangan pengukuran berpikir kritis di Indonesia lebih banyak dilakukan pada setting pendidikan matematika dan fisika. Sampai saat ini, di Indonesia belum ada tes berpikir kritis yang terstandar dikembangkan dengan menggunakan setting yang umum, terutama dengan menggunakan pcndekatan Item Response Theory (IRT). Pengembangan tes di Indonesia selama ini lebih banyak menggunakan pendekatan Teori Tes Klasik (Classical Test Theory!CTT) daripada menggunakan IRT. Hal ini disebabkan penggunaan IRT yang membutuhkan teknik penghitungan yang rumit sehingga membutuhkan software statistik yang canggih serta jumlah responden yang besar (lebih dari 300 responden). Kelemahan dalam penggunaan pendekatan IRT tersebut sebenamya memadai dengan hasil pengukurannya yang lebih akurat. Berdasarkan pentingnya konstruk berpikir praktis dalam memprediksi keberhasilan seseorang dalam pendidikan maupun dalam pekerjaan, maka dibutuhkan tes berpikir praktis yang valid dan reliabel sehingga dapat memberikan hasil ukur yang akurat. Tes-tes berpikir kritis yang telah ada di Indonesia lebih banyak merupakan penerjemahan dari tes-tes yang beredar di Barat (Amerika dan Eropa) tanpa didahului pengujian tentang bias budayanya. Hal ini akan berdampak pada keakuratan hasil ukurnya. Untuk mengatasi masalah ini, maka peneliti bermaksud mengembangkan tes berpikir praktis yang valid dan reliable dengan menggunakan pendekatan IRT. Penelitian ini akan menghasilkan sebuah Alat Ukur (tes) Berpikir Kritis yang valid dan reliabel untuk digunakan, baik dalam setting pendidikan maupun kerja. Penelitian akan dilakukan sesuai dengan tahap-tahap pengembangan tes dengan menggunakan IRT seperti yang dikemukakan oleh Hambleton dan Jones (1993).3 aMahasiswa dan Peneliti 4aBERPIKIR KRITISvPENELITIAN aWiwin Hendriani aBerlian Gressy Septarini aJIPDSUR aJIPDSUR a23052-2016 a23052-2016 aCB[G]-D13/2015-40/23052-2016