03626 2200325 4500001002100000005001700021008004100038035002400079040001200103041000800115082002600123090002300149100002300172245023400195260009700429300003500526500004800561504002800609520244500637521002003082650003303102650002303135650002403158700003003182850001203212852001203224990001503236990001503251999003403266INLIS00000000001242520160331145201.0  0010-031600000000218 aJIPDSUR aInd042[23]a615.323 624 072 aCB[G]-D13/2015-144 aMulyadi Tanjung,MS aLead compound 4-fenilkumarin dari mesua borneensis berbasis potensi antikanker dan antimalaria :blaporan akhir penelitian unggulan perguruan tinggi tahun anggaran 2015 /cDr. Mulyadi Tanjung, MS., Tjitjik Srie Tjahjandarie, Ph.D aSurabaya :bLembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Airlangga,c2015 axi, 28 lbr. :bilus. ;c30 cm. aTahun ke 1 dari rencana 2 tahun .Tahun 2015 aBibliografi : hlm 26-28 aLead Compound 4-fenilkumarin dari Mesua borneensis Berbasis Potensi Antikanker dan Antimalaria (Mulyadi Tanjimg, 2014, Fakultas Sains dan Teknologi, 29 halaman) Malaria merupakan salah satu penyakit tropis yang menyebabkan kematian anak-anak. Akhir-akhir ini, penyakit tersebut mengalami mutasi dan resisten terhadap obat klorokmn. artemisinin, dan kuinin. Penyakit lain penyebab kematian di Indonesia adalah kanker. Mengingat persediaan obat kanker, yakni taksol dan vinkristin sangat terbatas dan pendenta penyakit meningkat rnaka perlu alternatif eksplorasi obat malaria dan kanker dan tumbuhan yang efektif, selektif dan aman. Mesua merupakan salah satu tumbuhan endemik Indonesia menghasilkan senyawa 4- fenilkumarin terkombinasi dengan substituen terpenoid, yakni gugus isoprenil (C; ). dan geranil (C]0). Senyawa 4-fenilkumarin memperlihatkan aktivitas biologis seperti antitumor, antikanker, antivirus, antimalaria dan inhibitor kolinesterase. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi aktivitas sitotoksik ekstrak dan lead compound 4-fenilkumarin dan kulit batang Mesua borneensis yang belum pemah diteliti profil fitokimianya dan terhadap berbagai sel kanker yakni sel murin leukemia P-388. sel kanker payudara MCF7, MCF7/TAMR, sel kanker leukemia P-388 dan sel kanker rahim HeLa serta menentukan aktivitas antimalaria terhadap Plasmodium palcifarum. Pengamatan daya hambat atau sitotoksisitas senyawa 4-fenilkumarin terhadap berbagai sel kanker tersebut menggunakan pengukuran mikro plat reader, transmisi elektron mikroskopi (TEM), dan scanning elektron mikroskopi (SEM). Pengamatan daya hambat atau efek sitotoksik senyawa 4-fenilkumarin terhadap Plasmodium palcifarum strain 3D7 (strain yang sensitif terhadap klorokuin) menggunakan metode ELISA. Selanjutnya evaluasi konsentrasi daya hambat IC50 masing-masing senyawa hasil isolasi yang toksik terhadap pertumbuhan sel kanker dan Plasmodium palcifarum diketahui jenis senyawa, dan gugus kromofor aktif. Hasil penelitian tahun I, tiga senyawa 4-fenilkumarin terisoprenilasi telah berhasil diisolasi yakni mammea A/BA, mammea A'A A siklo D, dan mesuol telah berhasil dipisahkan dari dari ekstrak etil asetat kulit batang Mesua borneensis. Uji aktivitas antimalaria terhadap Plasmodium palcifarum terhadap ekstrak etil asetat, klorokuin, mammea A/BA, mammea A/AA siklo D, dan mesuol memperlihatkan nilai daya hambat konsensentrasi IC50: 23,56; 1,02; 3,72; 1,02 dan 8.81 pg/ml. aMasyarakat Umum04aMESUA BORNEENSISvPENELITIAN04aKANKERvPENELITIAN04aMALARIAvPENELITIAN aTjitjik Srie Tjahjandarie aJIPDSUR aJIPDSUR a23157-2016 a23157-2016 aCB[G]-D13/2015-144/23157-2016