03779 2200301 4500001002100000005001500021035002500036040001200061082002500073090002300098100003100121245029500152260009700447300003100544500016300575504002700738520250000765650004503265650003103310700002003341850001203361852001203373999003403385084002303419041000803442043001203450990001503462INLIS00000000001238720190221035703 a0010-031600000000180 aJIPDSUR04a615.324 320 724 [23] aCB[G]-D13/2015-1420 aPratiwi Pudjiastutid1961-10aAlkaloid pada Ubi Kemili Utan (Stemona tuberosa) sebagai antimalaria baru melalui mekanisme inhibisi feredoksin reduktase (FNR) plasmodium falciparum :blaporan akhir penelitian unggulan perguruan tinggi tahun anggaran 2015 /cDr.Pratiwi Pudjiastuti, M.Si., Prof. Dr.Ni Nyoman Tri P.,M.Si., aSurabaya :bLembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Airlangga,c2015 a69 lbr. :bilus. ;c30 cm. aPenelitian dilaksanakan 2 tahun tahun ke-1 dilaksanakan tahun 2013. viii, 75 hlm. Tahun ke-2 dilaksanakan tahun 2014.viii, 35 hlm. -- Bibliografi : hlm. 23-24 aBibliografi: hlm 33-35 aTelan dilakukan penelitian isolasi alkaloid pada ubi kemili utan (S. tuberosa) tumbuhan asal Maluku.Dari hasil penelitian telah ditemukan 3 senyawa alkaloid, ketiga senyawa alkaloid tersebut adalah croomine, ep/'-croomine (senyawa baru), dan tuberostemonine (Pratiwi, 2012). Dari sepsies S. javanica ditemukan 2 alkaloid yaitu javastemonine A (senyawa baru) dan isoprotostemonine (Ramli, 2015) Genus Stemona adalah tanaman yang tumbuh di Asia Tenggara dan Australia, sampai saat ini yang sudah ditemukan di dunia hanya terdiri dari 15 spesies saja (Inthachub, 2009) dan 2 spesies diantaranya tumbuh di kepulauan Maluku dan satu di Jawa . Ketiga spesies tersebut adalah ubi kemili utan atau S. tuberosa (S. moluccanaJ, S. javanica dan S.asperula (Essai, 1986). Stemona adalah tanaman yang kaya akan senyawa alkaloid. Di Maluku tanaman ini tumbuh liar dan menurut penduduk setempat mas !• uJum dimanfaatkan. Hasil uji terhadap enzim DHFR (dihidrofolate reductase) menunjukkan bahwa alkaloid ep/'-cromine dan croomine sebagai inhibitor kompetitif (Pratiwi, 2014). DHFR ini sangat diperlukan P. falciparum untuk mengubah asam dihidrofolat menjadi tetrahidrofolat sebagai bahan dasar sintesis DNA,sehingga sering digunakan sebagai sebagai target antifolat. Enzim ini ternyata kurang selektif, karena enzim ini juga ditemukan pada sel manusia maupun sel P. falciparum, sehingga senyawa antimalaria yang dihasilkan dapat merusak sel normal yang tidak terinfeksi P. falciparum. Kimata-Ariga (2007) mengatakan bahwa P. falciparum mempunyai organel yang disebut apicoplast. Metabolisme yang melibatkan feredoksin dalam reaksi redoks terjadi di apicoplast ini untuk kelangsungan hidupnya.Feredoksin (Fd) merupakan enzim yang terlibat dalam peristiwa respirasi P. falciparumme\a\u\ interaksinya dengan feredoksin reductase (FNR) dengan cara transfer elektron. Hal inilah yang tidak terdapat pada manusia, sehingga melalukan inhibisi pada P/Fd-FNR dari senyawa alkaloid merupakan alternatif untuk mendapatkan antimalaria baru yang selektif. Dari hasil penelitian menyimpulkan bahwa alkaloid croomine mempunyai kemampuan tertinggi dalam menghambat enzim feredoksin-NADP+ Reductase (PfFNR) yaitu 33.9%. Alkaloid tuberostemonine mempunyai kemampuan tertinggi dalam menghambat diaforase feredoksin-NADP+ Reductase (PfFNR) yaitu 55.4%. Untuk semua jenis alkaloid mempunyai kemampuan untuk terikat pada NADPH binding site PfFNR. tetao- terdapat perbedaan dalam mode pengikatan oleh P/FNR dibandingkan dengan A2P.04aKemili Utan (Tanaman obat)--vPenelitian04aTANAMAN OBAT--vPENELITIAN aNi Nyoman Tri P aJIPDSUR aJIPDSUR aCB[G]-D13/2015-142/23155-2016 aCB[G]-D13/2015-142 aind aa-io-ji a23155-2016