01772 2200301 4500001002100000005001700021008004100038035002400079040001200103082002800115090002000143245013100163250001000294260012400304300003500428440003900463500001100502504003000513520069300543650004401236650003701280650003801317700003301355700002601388850001201414852001201426999003201438INLIS00000000000968920160419124310.0  0010-091500000000200 aJIPDSUR042[23]a362.109 951 607 2 aCB-D13/2014-21610aPerempuan Muyu dalam Pengasingan :bEtnik-Kabupaten Boven Digoel /cAgung Dwi Laksono...[et al.]; editor Rachmalina Soerachman aCet.1 aSurabaya :bPusat Humaniora, Kebijakan Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat dan Lembaga Penerbitan Balitbangkes,c2014 axvi, 450 hlm. :bilus.;c23 cm aBuku seri etnografi kesehatan 2014 aIndeks aBibliografi : hlm 429-438 aKeyakinan masyarakat Etnik Muyu pada iptem (hawa supernatural) darah persalinan sangat kuat. Mereka meyakini hawa panas yang dikeluarkan oleh perempuan Muyu yang sedang bersalin mampu mempengaruhi waruk (kesaktian) laki-laki Muyu, dan bahkan lebih buruk lagi, bisa membawa penyakit. Keyakinan ini mendorong perempuan Muyu untuk tidak boleh melakukan persalinan di dalam rumah. Perempuan Muyu harus melahirkan di bevak, gubuk kecil yang dibangun untuk mengasingkan perempuan Muyu. Seperti musuh! Demikian tokoh masyarakat memandang perempuan Muyu yang sedang bersalin, dan bahkan harus dikenakan denda adat bagi perempuan Muyu yang bahkan sekalipun terpaksa melahirkan di rumah orang lain. 4aKESEHATAN MASYARAKATvPENELITIANzPAPUA 4aKESEHATAN REPRODUKSIvPENELITIAN 4aKEBUDAYAAN ETNIK MUYUvPENELITIAN0 aAgung Dwi Laksono...[et al.]0 aRachmalina Soerachman aJIPDSUR aJIPDSUR aCB-D13/2014-216/22.126-2015