02132 2200289 4500001002100000005001700021008004100038035002400079040001200103082000600115090002400121100001400145245016100159260008100320300002900401504002500430520003200455520120300487650002501690700001401715700002301729700002001752850001201772852001201784999003101796990001501827INLIS00000000000618820160815132522.0 ind  0010-031500000001000 aJIPDSUR a- aCB-D13/2011-733[15] aMusawamah aPenelitian Situs Airlangga di kabupaten Lamongan, Jejak Situs Dan Prasasti Airlangga Di Kabupaten Lamongan./cMusawamah,fathurrahman Su'eb, Praptoi saptono. aLamonganbKantor Penelitian Dan Pengembangan Daerah Kabupaten Lamonganc2011 ax, 107 hlm.:ilus.; 29 cm aBibliografi hlm. 107 a[Lokal Konten-Lamongan(15)] aPerkembangan peradaban di Kabupaten Lamongan pada zaman kerajaan kuno, paling tidak dapat dilihat dari keberadaan prasasti-prasasti yang ada di wilayah Lamongan. Pada era awal Miileniuni frpdua tepatnya. awal abad XI di wilayah Lamongan teiah nnmcui Bandar perdagangan disepanjang kali Lamong. Sebagaimana berita yang termuat pada banyak prasasti, Prasasti Patakan misalnya sudah menginformasikan tentang adanya kontak-kontak perdagangan antara penduduk sekitar Patakan dengan para pedagang dari bangsa Arya, Sinhala, dan Kling. Sementara berbagai bentuk komoditi perdagangan yang ada saat itu seperti guci, kayu cendana, emas, timah, intan, rempah-rempah dan lainnya. Dalam periode berikutnya hingga era Pemerintahan Majapahit, wilayah Lamongan masih dalam status yang istimewa. Daerah shima semacam Biluluk juga menjadi pusat perdagangan dan perindustrian pada saat itu. Dimana buah-buahan, garam, kain tenun, dan berbagai produk kuiit juga menjadi komoditas yang diproduksi dan diperdagangkan ditanah perdikan Biluluk. Prasasti Biluluk adalah bukti nyata dari hak keistimewaan tanah Biluluk, yang dianugerahi sebagai tanah shima yang tidak diganggu oleh para pemungut pajak pada zaman Majapahit. aARKEOLOGI-PENELITIAN aMusawamah aFathurrahman Su'eb aPraptoi saptono aJIPDSUR aJIPDSUR aCB-D13/2011-733/21356-2015 a21356-2015