02059 2200337 4500001002100000005001500021035002000036007000300056040002200059245010400081250003400185300003800219504003400257020002200291041000800313082002100321084002100342100002100363264003700384264002800421336002100449337003000470338002300500500005800523520102800581521002001609650003501629700003301664850001201697852001201709INLIS00000000097778020240528022227 a0010-0524000324ta aJIPDSURbinderda00aGula gending di kabupaten lombok timur provinsi nusa tenggara barat /cHartono, Dwi Bambang Santosa aCetakan Pertama, Agustus 2022 a123 halaman :bilustrasi ;c19 cm aBibliografi : halaman 119-123 a978-602-356-476-8 aind 2[23]a664.598 65 a664.598 65 HAR g0 aHartonoepenulis 0aYogyakarta :bKepel Press,c2022 4a© Penerbit Kepel Press 2rdacontentateks 2rdamediaatanpa perantara 2rdacarrieravolume aDiterbitkan untuk Balai Pelestraian Nilai Budaya Bali aGula Gending merupakan sebuah fenomena historis, klasik dan estetis yang dimiliki oleh masyarakat Desa Kembang Kerang Daya. Pada awal kemunculannya, Gula Gending merupakan upaya memenuhi kebutuhan ekonomi bagi pelakunya dengan jalan melakukan inovasi pada tempat menampung Gula Gending. Proses inovasi yang dilakukan pada awal kemunculan Gula Gending termasuk sebuah inovasi kreatif, sang pencipta rombong memodifikasi tempat atau wadah Gula Gending menjadi sebuah alat musik yang mampu dipergunakan untuk menarik perhatian calon pembelinya. Proses inovasi kreatif ini tidak berhenti, hal ini ditunjukkan dengan adanya modifikasi atau pengembangan dalam hal pembuatan tangkak, yang pada awalnya tangka terdiri atas 3 buah kantong kecil sebagai sumber bunyi menjadi tangkak yang mempunyai 6 kantong kecil sebagai sumber bunyi. Sehingga tangkak yang telah dimodifikasi tersebut mampu mengeluarkan suara yang lebih beragam dan mampu untuk memainkan lagu-lagu daerah yang lebih kompleks dan semakin indah terdengar di telinga. aMasyarakat umum 4aMakanan--zNusa Tenggara Barat0 aDwi Bambang Santosaepenulis aJIPDSUR aJIPDSUR