03462 2200325 4500001002100000005001500021035002000036007000300056040001200059100001300071245014500084250001000229300003700239504003100276020002200307041000800329082002200337084002200359260003700381500013600418520242100554521002002975650002902995650002003024700002303044700002403067850001203091852001203103990002103115INLIS00000000005509320230210102225 a0010-0223000051ta aJIPDSUR aSugianto aInventarisasi karya budaya kesenian Genggong di Kabupaten Karangasem Provinsi Bali /cIB. Sugianto, I Wayan Suca Sumadi, Dwi Bambang Santosa aCet.1 axii, 128 hlm. :bilus. ;c20 cm. aBibliografi : hlm. 113-115 a978-602-356-264-0 aInd 2[23]a781.629 922 a781.629 922 SUG i aYogyakarta :bKepel Press,c2019 aDi Bawah judul sampul : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Direktorat Jenderal Kebudayaan. Balai Pelestarian Nilai Budaya Bali. aGenggong dibuat dari bahan yang sederhana, yakni dari pelepah enau atau masyarakat Bali mengenalnya dengan pugpug dan diolah sedemikian rupa dengan peralatan yang sederhana pula. Peralatan yang diperlukan diantaranya gergaji, pisau/mutik, potongan bamboo, benang kasur, alat pahat. Pelepah enau yang telah dipotong kemudian diproses untuk dikeringkan dan setelahnya dibentuk menjadi sebuah alat music Genggong. DIlihat dari proses pengolahan bahan baku hingga menjadi sebuah alat musik, prosesnya tergolong sederhana dan siapa pun bisa melakukannya, namun satu hal yang membutuhkan keahlian adalah saat menyetel suara Genggong sehingga menghasilkan suara sesuai dengan nada yang dibutuhkan. Adapun teknik memainkan Genggong adalah dengan Mentil yakni suatu teknik untuk menggetarkan Genggong dengan jalan menarik-narik katik Genggong dan dalam memainkannyapun harus ditopang dengan sikap tubuh yang baik. Diantaranya duduk bersila dengan badan tegap sehingga mampu mengatur nafas dengan baik serta cara memegang Genggong dengan benar pula. Dalam perkembangannya kesenian Genggong dipadukan dengan alat musik lainnya, diantaranya dengan menggunakan seruling, rebab, ceng-ceng, klenong, embung, dan sebagainya.Genggong dibuat dari bahan yang sederhana, yakni dari pelepah enau atau masyarakat Bali mengenalnya dengan pugpug dan diolah sedemikian rupa dengan peralatan yang sederhana pula. Peralatan yang diperlukan diantaranya gergaji, pisau/mutik, potongan bamboo, benang kasur, alat pahat. Pelepah enau yang telah dipotong kemudian diproses untuk dikeringkan dan setelahnya dibentuk menjadi sebuah alat music Genggong. DIlihat dari proses pengolahan bahan baku hingga menjadi sebuah alat musik, prosesnya tergolong sederhana dan siapa pun bisa melakukannya, namun satu hal yang membutuhkan keahlian adalah saat menyetel suara Genggong sehingga menghasilkan suara sesuai dengan nada yang dibutuhkan. Adapun teknik memainkan Genggong adalah dengan Mentil yakni suatu teknik untuk menggetarkan Genggong dengan jalan menarik-narik katik Genggong dan dalam memainkannyapun harus ditopang dengan sikap tubuh yang baik. Diantaranya duduk bersila dengan badan tegap sehingga mampu mengatur nafas dengan baik serta cara memegang Genggong dengan benar pula. Dalam perkembangannya kesenian Genggong dipadukan dengan alat musik lainnya, diantaranya dengan menggunakan seruling, rebab, ceng-ceng, klenong, embung, dan sebagainya. aMasyarakat umum aMusik Tradisional - Bali aKebudayaan Bali aI Waya Suca Sumadi aDwi Bambang Santosa aJIPDSUR aJIPDSUR a01660/DPK/P/2023